Selasa, 10 Mei 2011

KIAMAT TAKKAN LAMA LAGI

Tangan mengepal
Membedah aliran darah nadi
Bumi ternyata telah berjenggot
Tak sekalipun koruptor yang amnesia
Semuanya tumpahkan bak sampah ciliwung

Hartapun tak mau kalah
Kini ia laksana Fir’aun
Bahkan Nabipun jadi tunduk
Apalagi kacung-kacung
Tak kalah hina , sungguh memang

Tikus got berdasi juga tak ingin kalah
Cari sensasi , atau memang hutang darah
Bank Century di buatnya mainan

Disana Fuqoro’ bersama lalat
Tak ada lagi sedikit tolehan
Apa lagi. . . . . . . . . .
Apakah harus menanti Nabi Isa turun
Mak kembali merintih sedih

Tanda-tanda Qiamat mulai menjalar
Tuhan berkuasa buat semua tertunduk kering
Mati. . . . . . . . . .
Tak segan-segan dikarenakan sebab didepan mata
Bersiaplah engkau
Wahai sang pengukir dosa

Sekilas MUS-YQ

Sekilas MUS-YQ
Ma’hadul ‘Ulumisy Syar’’iyyah “Yanbuul Qura`an”
Dulunya pondok ini dibangun untuk menampung anak-anak berusia 6-7 tahun yang ingin menghafal Al-Qur’an dengan kapasitas santri sekitar 60 anak. Setiap tahun semakin banyak santri yang berminat untuk mondok di pon-pes tersebut. Banyaknya santri, tentu membutuhkan tempat yang cukup untuk menampung mereka, hingga akhirnya dari pihak keluarga romo KH. Arwani Amin dibantu oleh pengurus Yayasan Arwaniyyah dalam hunting lokasi. Singkat cerita, akhirnya Beliau mendapat sebilah tanah di desa Krandon. Kemudian semua santri yang ada di Kwanaran diboyong ke desa Krandon.

Akhirnya, pondok Kwanaran mengalami empty education. Berangkat dari kevakuman itulah, pihak dari keluarga simbah Arwani ngersakno romo KH. M. Arifin Fanani untuk bermukim d Kwanaran. Pada Hari Rabu Pon, 9 Jumadil Akhiroh 1411 H/25 Desember 1990 M, Romo KH. M.Arifin Fanani resmi transit di Kwanaran. Saat itulah babak baru pondok ini dimulai (pada waktu itu belum ada namanya). Genap 5 hari, kemudian ada 5 santri yang mengaji di pondok ini hingga akhirnya santri yang mondok bertambah menjadi sekitar 25 santri. Kemudian KH. M.Arifin Fanani beserta Romo KH .Mc. Ulin Nuha Arwani, dan KH. Mc. Ulil Albab Arwani,dan KH. M.Mansur bermusyawarah dalam memberi nama pesantren tersebut.

Adalah MUS-YQ, nama yang akhirnya tersimpulkan dari hasil musyawarah tersebut. Dinukil dari kata “MUS”, yakni nama pesantren di Sarang, tempat KH. M. Arifin Fanani menimba ilmu dulu dan dari kata “YQ” (Yanbu’ul Qur’an), Sebagai qorinah, MUS-YQ juga termasuk furu’ atau cabang dari pesantren Yanbu’ul Qur’an. Hingga akhirnya pesantren ini populer dengan nama PP. MUS-YQ. Namun istilah “pondok Kwanaran”masih tetap abadi hingga kini.

Sistem pendidikan
Kegiatan pesantren ini setiap hari selalu disirami dengan kajian kitab kuning (kitab salaf). Sistem pembelajaran klasik hinggga sekarang pun masih di jalankan, seperti metode sorogan, bandongan, halaqoh, musyawarah, dan pengajian dialogis pun rutin diadakan setiap catur wulan sekali, karena semua mata pengajian yang di berikan bersifat Aplikatif, dalam arti harus diterjemahkan dengan perbuatan dan amalan sehari-hari. Adapun kitab-kitab yang di ajarkan diantaranya adalah: Sullamul Munajat, Tafsir Jalalain, Irsyadul Ibad, Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Alfiyyah ibnu Malik, Lathoiful Isyarat, Fathul Jawad, Ta’limul Muta’allim, Muroqil Ubudiyyah, dll.
Untuk mengasah skill individu santri yang berbakat, setiap Sabtu sore diadakan bimbingan kaligrafi yang diasuh oleh Ust. H. Noor Syukron (diikutkan jadwal Madrasah Diniyyah) dan pada malam rabu diadakan seni baca Al-Qur’an yang dibimbing oleh Ust. Hilal Haidar. Di antara asatidz yang mengajar di pesantren MUS-YQ ini adalah: Ust. A.Subhan, Ust.H. A. Muttaqin,Ust. Zainuddin, Ust. Wahid Amrullah, Ust. A.Irham Anwari, Ust. M.Ismail, Ust. Masruchin, Ust. Mudloffar, Ust. Yasin Yusuf dan Ust. Zabur Malik.

A. Kegiatan Harian,
 Musyafahah Al-Qur’an ba’da Subuh.
 Pengajian kitab ba’da Maghrib
 Madrasah Diniyyah ba’da Ashar
 Tikror Al Fiyyah setiap ba’da jama’ah sholat Ashar dan Isya’
 Sorogan Kitab (dibimbing Asatidz dan santri-santri senior)
 Musyawarah kitab (usai makan malam, sesuai tingkatan santri)
B. Kegiatan Mingguan,
 Seni baca Al-Qur’an (dibimbing Ustadz Hilal Haidar, muadzin Masjid Menara Kudus)
 Majlis Malam Jumu’ah (Maulid al Berzanji, Simthud Duror)
 Ziarah Makam KH. M.Arwani Amin, KH. Muhammad Abu Amar, KH. Mansur, dan Mbah Wanar
 Muhafadloh Al Fiyyah
 Suplemen Les (bagi kelas 3 MTs dan 3 MA)
C. Kegiata Bulanan,
 Mujahadah atau Istighotsah
 Pengajian Dialogis (mengenai Fiqh Ubudiyyah)
D. Kegiatan Tahunan,
 PHBI (Perayaan Hari Besar Islam)
 Haul Simbah KH. M. Arwani Amin
 Haul Syaikh Ibnu Malik (Mushannif Khulashoh Al Fiyyah)
 Khataman Al-Qur’an
 Bahtsul Masa’il Intern
 Bahtsul Masa’il Ekstern (bila memungkinkan)
 Seminar Intern (Halaqoh)

Demikian sekilas tentang Ma’hadul Ulumisyar’iyyah Yanbu’ul Qur’an (MUS-YQ) dalam bidang pendidikan. Semoga bermanfaat.

Sabtu, 07 Mei 2011

Sunan Nyamplungan merupakan tokoh cerita rakyat yang menarik tentang terjadinya nama Kepulauan Karimunjawa. Sunan Nyamplungan yang mempunyai nama asli Amir Hasan adalah putra Sunan Muria. Perkembangan kehidupan Amir Hasan dari kanak-kanak sampai dewasa selelu dimanjakan oleh Nyai Sunan Muria, walaupun perilaku Amir Hasan sehari-hari cenderung nakal. Melihat hal yang tidak menguntungkan terhadap diri Amir Hasan, Sunan Muria selalu menanamkan jiwa kedisiplinan dengan mengajarkan dasar-dasar agama Islam yang kuat, namun Amir Hasan cenderung pada kenakalan dan kemanjaannya sehingga menjadikan Sunan Muria dan Nyai Sunan Muria memutuskan untuk menitipkan Amir Hasan kepada pamannya, yaitu Sunan Kudus dengan harapan asuhan Sunan Kudus dapat diterima dan kelak menjadi orang yang baik dan soleh.Selama dalam asuhan Sunan Kudus, Amir Hasan sudah mulai menunjukkan perubahan menjadi pemuda yang baik dan sangat taan melaksanakan ajaran/perintah Sunan Kudus. Melihat perkembangan yang demikian, Amir Hasan kemudian dikembalikan kepada Sunan Muria karena Sunan Kudus sudah merasa cukup membimbing dan mengajari berbagai ilmu khususnya mendalami ajaran agama Islam. Setelah menerima laporan dari Sunan Kudus, Sunan Muria menjadi sangat bahagia karena anaknya mau mematuhi ajaran orang tua, k emudian untuk melatih dan mencobanya diperintahkan oleh Sunan Muria agar Amir Hasan pergi ke salah satu pulau yang kelihatan dari puncak gunung Muria seperti kremun – kremun dengan disertai 2 orang abdi untuk menemani dan diberi bekal 2 biji buah nyamplung untuk ditanam dan berbagai macam barang antara lain : Mustaka Masjid yang saat ini masih ada dalam komplek makam beliau. Perjalanan Amir Hasan yang memakan waktu lama dengan menyebrang laut itupun akhirnya sampai di tempat yang dituju di sebuah pulau , kemudian Amir Hasan menetap disana dan pulau ini kelak bernama KARIMUNJAWA.
Pulau yang terlihat kremun – kremun dan masih merupakan kawasan kepulauan jawa , dipakai sebagai tempat tinggal Amir Hasan, terdapat beberapa pohon nyamplung, maka sampai sekarang masyarakat menyebut Amir Hasan dengan nama “ SUNAN NYAMPLUNGAN “Sunan Nyamplungan merupakan tokoh cerita rakyat yang menarik tentang  terjadinya nama Kepulauan Karimunjawa. Sunan Nyamplungan yang mempunyai  nama asli Amir Hasan adalah putra Sunan Muria. Perkembangan kehidupan  Amir Hasan dari kanak-kanak sampai dewasa selelu dimanjakan oleh Nyai  Sunan Muria, walaupun perilaku Amir Hasan sehari-hari cenderung nakal.  Melihat hal yang tidak menguntungkan terhadap diri Amir Hasan, Sunan  Muria selalu menanamkan jiwa kedisiplinan dengan mengajarkan dasar-dasar  agama Islam yang kuat, namun Amir Hasan cenderung pada kenakalan dan  kemanjaannya sehingga menjadikan Sunan Muria dan Nyai Sunan Muria  memutuskan untuk menitipkan Amir Hasan kepada pamannya, yaitu Sunan  Kudus dengan harapan asuhan Sunan Kudus dapat diterima dan kelak menjadi  orang yang baik dan soleh.Selama dalam asuhan Sunan Kudus, Amir Hasan  sudah mulai menunjukkan perubahan menjadi pemuda yang baik dan sangat  taan melaksanakan ajaran/perintah Sunan Kudus. Melihat perkembangan yang  demikian, Amir Hasan kemudian dikembalikan kepada Sunan Muria karena  Sunan Kudus sudah merasa cukup membimbing dan mengajari berbagai ilmu  khususnya mendalami ajaran agama Islam. Setelah menerima laporan dari  Sunan Kudus, Sunan Muria menjadi sangat bahagia karena anaknya mau  mematuhi ajaran orang tua, k emudian untuk melatih dan mencobanya  diperintahkan oleh Sunan Muria agar Amir Hasan pergi ke salah satu pulau  yang kelihatan dari puncak gunung Muria seperti kremun – kremun dengan  disertai 2 orang abdi untuk menemani dan diberi bekal 2 biji buah  nyamplung untuk ditanam dan berbagai macam barang antara lain : Mustaka  Masjid yang saat ini masih ada dalam komplek makam beliau. Perjalanan  Amir Hasan yang memakan waktu lama dengan menyebrang laut itupun  akhirnya sampai di tempat yang dituju di sebuah pulau , kemudian Amir  Hasan menetap disana dan pulau ini kelak bernama KARIMUNJAWA.
Pulau  yang terlihat kremun – kremun dan masih merupakan kawasan kepulauan jawa  , dipakai sebagai tempat tinggal Amir Hasan, terdapat beberapa pohon  nyamplung, maka sampai sekarang masyarakat menyebut Amir Hasan dengan  nama "SUNAN NYAMPLUNGAN"

Selasa, 03 Mei 2011

ASAL-USUL KOTA KELAHIRAN Q

Karimun berasal dari bahasa Jawa yaitu kremun yang artinya kabur atau samar-samar. Diberi nama tersebut karena kepulauan ini terlihat samar-samar dari Pulau Jawa yang disebabkan letaknya yang cukup jauh dari Pulau Jawa. Untuk mencapai Karimunjawa memakan waktu sekitar 4 sampai 6 jam dari daratan Pulau Jawa dengan menggunakan Kapal Motor Cepat dari Semarang atau Jepara. Rasanya, cocok dengan namanya, karena memang memakan waktu yang cukup lama untuk tiba di pulau ini.
Kepulauan Karimunjawa menjadi surga dari para penyelam (diver). Anda dapat melakukan berbagai kegiatan di dalam jernihnya air. Berenang, menyelam (diving), atau snorkeling akan terasa menyenangkan.

Keindahan terumbu karang serta ikan berwarna-warni di dalam laut akan menjadi daya tarik untuk bermain-main di dalam air. Air laut di Karimunjawa sangat jernih dan bening, sehingga Anda bisa melihat dasar laut dengan jelas. Bagi Anda yang hobi memancing, Anda juga bisa melakukannya di beberapa pulau di Karimunjawa. Selain menikmati keindahan laut dan pantainya, Anda dapat mengunjungi pasar traditional atau mengunjungi para pelayan yang berhasil mendapat ikan di pasar ikan.
Untuk mengunjungi pulau-pulau yang ada di Karimunjawa, Anda bisa menggunakan perahu nelayan. Waktu yang diperlukan tidak terlalu lama untuk mengunjungi beberapa pulau sekaligus karena letaknya yang tidak berjauhan. Ada pula perahu yang dilengkapi dengan kaca pada bagian bawah perahu (glass bottom boat) yang cocok bagi Anda yang tidak ingin menyelam tetapi ingin tetap dapat melihat terumbu karang atau ikan-ikan di dalam air laut.


Kepulauan Karimunjawa

Karimunjawa sejak tahun 2001 memiliki nama resmi Taman Nasional Karimunjawa. Taman Nasional Karimunjawa terdiri atas gugusan 27 buah pulau kecil dengan 5 buah pulau yang sudah berpenduduk di kepulauan ini.

Pulau Berpenduduk
Pulau yang sudah berpenduduk yaitu Pulau G
enting, Pulau Kemujan, Pulau Karimunjawa,
Pulau Nyamuk, dan Pulau Parang. Sebagian besar pulau di sana memiliki pantai dengan pasir putih.
Pulau-pulau yang menjadi favorit untuk dikunjungi para turis karena keindahan alamnya antara lain Pulau Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Cemara Kecil, dan Tanjung Gelam. Ayo kita kunjungi pulau-pulau tersebut satu per satu!

Pulau Menjangan Besar
Di Pulau Menjangan Besar terdapat penangkaran ikan hiu. Anda dapat menguji keberanian dengan masuk ke kolam penangkaran mereka dan berenang bersama ikan-ikan hiu ini. Tidak perlu takut, karena hiu di sini cukup jinak dan bersahabat dengan manusia.

Pulau Menjangan Kecil
Pulau Menjangan Kecil pantas dikunjungi karena di perairan sekitar pulau ini terdapat banyak ikan kecil berwarna-warni yang cantik. Pulau ini memiliki pantai dan dasar laut yang indah dengan air yang jernih. Pulau ini cocok bagi Anda yang ingin mencoba snorkeling.


Pulau Cemara Kecil dan Pulau Cemara Besar
Pada kedua pulau ini terdapat banyak pohon cemara yang mungkin menjadi dasar nama kedua pulau ini. Hal unik lainnya adalah adanya daratan pantai dengan pasir putihnya yang menjorok ke laut.

Pulau Tanjung Gelam
Pulau Tanjung Gelam merupakan pulau yang indah dengan hamparan pasir putih dan air laut yang berwarna hijau kebiruan.

Akomodasi di Karimunjawa

Untuk tempat penginapan, ada beberapa pilihan tempat yang bisa Anda tentukan. Anda dapat menginap di beberapa resort mewah yang ada di pulau-pulau kecil atau juga hotel-hotel dengan tarif yang lebih murah. Beberapa penduduk setempat juga menyewakan rumahnya dengan tarif yang lebih murah lagi. Atau Anda bisa mencoba suasana berbeda dengan menginap di Wisma Apung, yaitu tempat penginapan yang ada di atas air tidak jauh dari pantai.


Transportasi ke Karimunjawa

Untuk menuju Karimunjawa, Anda dapat menggunakan beberapa alternatif pilihan berikut ini:

1.Kapal Cepat dari Semarang
Dari Semarang, Anda dapat pergi ke Karimunjawa melalui Pelabuhan Tanjung Emas dengan menggunakan kapal cepat. Perjalanan dari Semarang ke Karimunjawa sekitar 4 jam hingga 6 jam jika cuaca buruk.

2.Kapal dari Jepara
Jika Anda memilih pergi ke Karimunjawa dari Jepara, Anda dapat melalui Pelabuhan Kartini. Anda bisa memilih menggunakan kapal cepat, atau juga menggunakan kapal yang lambat dan murah dari Jepara. Perjalanan dari Jepara ke Karimunjawa sekitar 2,5 hingga 3 jam.
Pesawat
Selain itu, bagi Anda yang memiliki cukup dana, ada pesawat kecil di Bandara Ahmad Yani Semarang dapat disewa menuju Bandar Udara Dewa Daru di Pulau Kemujan (salah satu pulau di Karimunjawa). Dengan pesawat, Anda dapat melihat keindahan Karimunjawa dari atas sebelum mendarat di lapangan terbang yang ada di Karimunjawa. Perjalanan dengan pesawat menempuh waktu sekitar 30 menit.
Menikmati keindahan pulau ini dan merasakan ketenangannya akan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Dianjurkan untuk mengunjungi pulau ini pada bulan Maret sampai Oktober, pada saat itu cuaca sedang bersahabat sehingga Anda dapat leluasa menjelajah dan menikmati kepulauan Karimunjawa. Nikmati pesona keindahan alam di Karimunjawa.

Selasa, 01 Maret 2011

sahabat

Sahabat
Telah kau daki
Gunung kemerdekaan
Menuju sinar harapan
Kehidupan masa depan
Menuju kebahagian

Sahabat
Relung waktu telah lalu
Rindu hati ingin bertemu
Walau surya telah berlalu
Dirimu masih ku tunggu
Dalam paruh waktuku

Sahabat
Aku memuja seraya berdoa
Kesehatan dan keberkahan
Tetap menyertaimu
Bersama KuasaNya
Kau akan bahagia

Sahabat
Ketika hati ini bergeming
Gema Adzan berkumandang
Dikaulah yang membimbing
Ke Surau kecil desa
Bersujud kepadaNya
Hingga raga ini tenang

Sahabat
Sukma melemah
Jiwa berserah
Tak tahu arah
Terhentilah darah

Sahabat
Telah berujung riang
Gaung cinta persaudaraan
Telah kau tebarkan
Mengisi celah darah
Terpendam lubuk dalam

Sahabat
Lukisan kata tepat
Hembusan angin bertempat
Riasan duniawi bersifat
Dalam kota terpadat
Semoga masih sempat
Citra ini terdapat

Senin, 28 Februari 2011

Apa yang dapat diberikan seorang penyair ?
Saat tak ada sesuatu yang dapat mengilhami
Ketika realita tak cukup untuk menginspirasi
Matikah ia…. bersama syair-syair lama yang t’lah lapuk
dan kehilangan pembaca ?
Apa yang harus dilakukan seorang penyair ?
Saat kosong memenuhi imaji
Saat sendiri juga tak cukup berikan ruang untuk kehadiran satu puisi
Tak pantas lagikah ia… tetap disebut penyair walaupun tak lagi mampu
untuk tetap bersyair ?